TANAH DATAR - Pandemi virus corona (Covid-19) masih mengancam jiwa. Tercatat hingga Oktober tahun lalu saja, sudah ada lebih dari 35, 4 juta orang di dunia terinfeksi, dengan jumlah kematian sebanyak 1, 04 juta orang.
Di Indonesia, jumlah pasien Covid-19 saat ini sudah mencapai 311.176 dengan total pasien sembuh mencapai 236.437 orang.
Salah satu yang terinfeksi dan telah sembuh dari virus tersebut adalah pengusaha muda berusia 26 tahun bernama Amir Toredo.
Dia terpapar virus mematikan asal Wuhan, China tersebut pada pekan lalu. Amir mengaku terkejut ketika dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19) oleh tim medis.
Sebab, dia merasa bahwa dirinya telah menerapkan seluruh protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan maupun menjaga jarak.
“Saya bertemu dengan orang, kolega bisnis, dan lain-lain. Dalam setiap agenda pertemuan, saya selalu mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak, ” ungkap Amir, Senin (17/05).
Namun, pernah suatu ketika dirinya meeting dengan kolega bisnis. Karena merasa sudah dekat dan percaya, dia pun melepas masker, ternyata dari situlah dia tertular. Sebab ada salah satu rekan bisnisnya yang merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).
Dari situ, Amir lebih mawas diri dan mengoreksi diri selama masa penyembuhan. “Banyak sekali yang membukakan mata saya kala menjadi penyintas penyakit ini, ” ungkapnya.
Amir mengisahkan awal mula dirinya terpapar Covid-19 saat itu dia merasakan ada hal yang berbeda di pagi hari.
Dirinya merasa tidak enak badan dan merasakan sejumlah gejala mirip flu. Hidungnya mampet, begitu juga dengan lidahnya yang dirasakannya mati rasa.
Khawatir dengan kondisi tubuhnya, Amir segera memeriksakan diri ke dokter dan menjalani swab test.
"Saya mulai khawatir dan gelisah. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan swab dan PCR, " ujar Amir.
Ternyata kekhawatirannya tersebut menjadi nyata ketika dokter menyatakan dirinya positif terinfeksi covid-19. Mengetahui hal tersebut, Amir hampir tak percaya dan seperti kehilangan kata-kata. Sejak saat itu dia langsung menjalankan perawatan dan isolasi di rumah sakit.
Sejumlah prosedur yang dijalaninya selama lebih dari dua pekan itu pun berbuah baik, Amir akhirnya dinyatakan sehat dan bebas covid-19 oleh tim medis.
"Saya pikir karena usia saya masih 26 tahun, dan setelah 15 hari perawatan saya sembuh dari Covid-19, ” imbuhnya.
Namun, bukan hanya usia muda dan perawatan intensif saja yang membuat dirinya sembuh dengan cepat dan dapat beraktivitas normal kembali. Menurutnya hal paling terpenting selama masa darurat kesehatan ini adalah menjalani protokol kesehatan, dan rutin mengonsumsi vitamin.
"Kalau ada gejala yang mencurigakan, sebaiknya kita langsung periksa ke rumah sakit, " ungkap Amir.
Nyatanya, langkah tersebut masih sulit dilakukan oleh masyarakat. Bukan hanya khawatir akan menjalani isolasi apabila dinyatakan positif covid-19, tetapi juga biaya swab test yang terbilang mahal. Untuk itulah, Amir mengusulkan agar pemerintah dapat rutin menggelar swab test massal, sehingga masyarakat dapat tetap mengetahui kondisi tubuhnya.
“Namun yang terpenting dari semua itu adalah terus menjaga kesehatan tubuh dengan taat, serta melaksanakan protokol kesehatan, sehingga kita dapat menghindari virus corona, ” ungkapnya.
Selain itu Amir pun membagikan tips kepada masyarakat agar terhindar dari virus corona baru atau Covid-19.
"Jangan sampai stres, karena stres bisa menurunkan imunitas tubuh, " kata Amir.
Amir juga mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi sehingga, imun tubuh bisa terjaga dan terhindar dari virus corona.
Selain itu Amir juga menghimbau masyarakat tidak perlu panik dalam menghadapi wabah covid ini.
“Kepada sudara semua yang belum melewati proses yang seperti saya alami agar tidak panik. Saya pasien OTG tidak perlu perlakuan khusus yang berkaitan dengan medis melainkan pemberian menu bergizi dan vitamin yang telah diatur oleh medis, yang secara berangsur-angsur bisa menyembuhkan kita, ” jelasnya.
Dirinya lantas mengajak masyarakat untuk mengikuti himbauan pemerintah.
“Tetaplah mengikuti himbauan pemerintah agar bisa memutuskan rantai penularan covid. Paling tidak memperlambat jangan lagi semakin banyak orang yang mengalami hal seperti saya, ” ungkapnya.
Tetap menjaga jarak, hindari tempat-tempat yang beresiko tinggi.
“Gunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan jika kontak dengan benda - benda atau dengan orang, ”ingatnya.
Dia juga meminta apabila ada masyarakat yang melakukan perjalanan dari luar, cukup mengisolasi diri di rumah sambil memperhatikan gejala.
“Kalau memang bergejala segera menghubungi pihak medis atau yang berkompoten hntuk melakukan pemeriksaan, ” pintanya.
Ia pun mengajak untuk bersama-sama bahu membahu melawan virus corona yang telah menginfeksi jutaan orang di hampir seluruh negara termasuk Indonesia.
Tak lupa, Amir juga mengucapkan terima kasih kepada tim karena telah mendapat perawatan yang baik selama berada di karantina. “Saya juga berterimakasih atas perawatan yang telah saya jalani selama karantina sampai saya dinyatakan sembuh, ” ucapnya.
Amir juga berharap sekembalinya ia lingkungan masyarakat dapat menjadi contoh karena telah melewati proses perawatan.
“Saya juga menghimbau kepada pasien lain yang juga sembuh dari Covid-19 untuk membagikan pengalaman - pengalaman dan himbuan kepada masyarakat luas terutama dari sisi pengalaman selama diisolasi, paling tidak itu bisa menjadi contoh, bisa menjadi gambaran bagi masyarakat bahwa meskipun positif tapi selama tanpa gejala sebetulnya bisa merawat diri sendiri di rumah, secara mandiri” ungkapnya.
Menurutnya, perawatan Orang Tanpa Gejala (OTG) sebenarnya dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
“Perawatan Inikan sama saja di rumah, karena tidak membutuhkan peralatan medis dan alat lainnya. Tetapi perawatan akan berbeda jika ada penyakit bawaan seperti typus dan lainnya, ” jelasnya..
Namun demikian, Amir berharap terhadap pasien lain, meski telah sembuh, diharapkan tetap disiplin dengan menerapkan menjaga jarak dan isolasi diri di rumah.
“Artinya, keperluan penting saja barulah keluar, ” imbaunya.(JH)