Agam, - Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 pada proses pembelajaran tatap muka, Sekolah Menangah Atas Negeri (SMAN) 2 Lubuk Basung memberlakukan sistem shifting genap dan ganjil.
Kepala SMAN 2 Lubuk Basung, Wanasri menuturkan mengawali Proses Belajar Mengajar (PBM) pada semester genap ini, pihaknya telah memulai aktivitas sekolah tatap muka. PBM di SMAN 2 Lubuk Basung dilangsungkan dengan dua metode.
“Pada semester genap ini, kita sudah memulai PBM, dimana proses belajar mengombinasikan metode tatap muka dan metode daring, ” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (4/1).
Dijelaskan, untuk PBM tatap muka pihaknya membagi 1.093 siswa ke dalam shifting genap dan ganjil. Pembagian shift genap dan ganjil juga merujuk kepada jurusan rombongan belajar.
“Belajar tatap muka di hari Senin, Rabu dan Jumat adalah jurusan IPA dengan nomor absensi siswa yang ganjil. Pada Selasa, Kamis dan Sabtu adalah jurusan IPS dengan absensi ganjil juga, ” jelas Wanasri.
Untuk minggu kedua, imbuhnya, shifting ini di rolling. Artinya, pada hari Senin, Rabu dan Jumat di minggu pertama ini diisi oleh pelajar jurusan IPA, pada minggu kedua diisi oleh pelajar jurusan IPS dan begitu seterusnya.
“Pada bulan Februari skenarionya beda lagi, dimana pelajar jurusan IPA masuk pada shift pagi dan pelajar IPS masuk pada shift siang, ” sebutnya.
Dijelaskan Wanasri, sesuai dengan Instruksi Bupati Agam, pihaknya hanya memperbolehkan maksimal 18 pelajar untuk satu lokal atau rombongan belajar. Pihaknya meminta pelajar untuk tidak berkerumun di lingkungan sekolah usai belajar tatap muka selesai.
“Pada Januari dan Februari ini merupakan proses adaptasi pelajar, dimana pada Maret kita sudah masuk adaptasi kebiasaan baru, untuk itu kita harus sudah siap, termasuk penerapan prokes Covid-19, ” terangnya.
Menurutnya, memutus mata rantai Covid-19 merupakan hal yang cukup sulit. Untuk itu, pihaknya memastikan lingkungan sekolah tidak menimbulkan kluster baru Covid-19.
“Kalau ditemukan kasus terpapar Covid-19 di sekolah, maka konsekuensi kembali kepada metode pembelajaran daring, ” ulasnya.
Sebagai antisipasi, pihaknya benar-benar mensterilkan lingkungan sekolah. Sebelum memasuki areal sekolah, pelajar dan civitas sekolah wajib mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak selama di sekolah.
“Juga dicek suhu tubuh setiap yang masuk ke lingkungan sekolah, jika ditemukan suhu tubuh di atas 37 derajat celsius tidak diizinkan dulu masuk, prosesnya bisa dipanggil orang tua atau langkah medis selanjutnya, ” ujar Wanasri.