SUMBAR, Indonesiasatu.co.id - Sumatra Barat (Sumbar) punya potensi bencana yang tinggi, karena itu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan pengkajian pasca-bencana guna percepatanan proses rekonstruksi dan rehabilitasi.
“SDM Jitu Pasna yang terampil akan mampu mengkaji dan menghitung secara cepat dalam mengumpulkan data primer data basah kerusakan dan kerugian pada daerah khususnya dalam pengkajian kebutuhan pasca-bencana (Jitu Pasna) sehingga proses rekonstruksi dan rehabilitasi bisa cepat dilakukan, ” kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat membuka Bimbingan Teknis Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca-bencana Angkatan VIII, Rabu (29/9/2021) malam.
Kegiatan yang dibidani Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar itu memberikan pemahaman dan meningkatkan kemampuan peserta dalam membuat info grafis bencana sehingga data yang didapat valid sesuai kondisi ril dampak bencana tersebut.
Mahyeldi berharap semua peserta bisa mengikuti kegiatan tersebut sehingga nantinya tercipta SDM yang memiliki kemampuan dalam pengkajian kebutuhan pasca-bencana.
“Dengan demikian, pemerintah juga bisa memberikan respons cepat untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana, ” ujarnya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Sumbar Erman Rahman menyebutkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, BPBD harus bentindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien.
Bukan hanya pada saat terjadi bencana (penanganan darurat), kata Erman, tapi juga pada saat pemulihan melalui rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana dengan prinsip dasar membangun menjadi lebih baik dan aman (build back better and safer) yang berbasis konsep pengurangan risiko bencana yang dilakukan secara sistematis, komprehensif dan menyeluruh serta terkoordinasi sejak awal sampai akhir.
“Dalam hal inilah peran Jitu Pasna dibutuhkan untuk mendukung kerja pemerintah, ” katanya.(*)