Sumbar, - Anggota DPD RI Emma Yohanna meminta Pemerintah Kota Padang maupun Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) untuk membuat kalender pariwisata atau calendar of event yang lebih rinci dan lengkap.
Menurut Emma, Sumbar dan Kota Padang selain memiliki objek-objek wisata yang indah, juga memiliki event budaya yang beraneka ragam, namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Agenda kegiatan pariwisata kita masih banyak yang sifatnya tentatif, ini yang harus jadi pekerjaan rumah bagi Pemko Padang maupun Pemprov Sumbar, ” ujarnya saat menghadiri “Festival Milenial Marandang” yang diadakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) di Kelurahan Pasa Gadang Kecamatan Padang Selatan, Minggu (5/9/2021).
Emma menjelaskan ada 19 kabupaten/kota di Sumbar, masing-masing memilik potensi sebagai destinasi wisata, baik dari segi alam maupun atraksi budaya.
Ia mencontohkan, di Pariaman ada Festival Tabuik, Pacu Jawi di Tanah Datar, Serak Gulo di Padang dan masih banyak lagi.
“Jika semua kegiatan/ festival budaya tersebut kita susun dan buatkan kalender tetap maka wisatawan akan memiliki banyak opsi, sehingga selain menarik para wisatawan juga menambah masa tinggal (stay) mereka, tentu ini juga akan berdampak pada peningkatan penghasilan dari sektor pariwisata, ” jelasnya.
Pada kesempatan ini Emma juga mengapresiasi BPNB dan Pemerintah Kecamatan Padang Selatan yang telah menyelenggarakan “Festival Milenial Marandang”.
“Generasi muda harus berperan aktif dan menjadi garda terdepan dalam merawat dan melestarikan kebudayaan, jangan sampai kekayaaan budaya kita hanya tinggal sejarah akibat tidak dikelola dan dirawat dengan baik, ” ujarnya.
Sementara itu, Camat Padang Selatan Teddy Antonius mewakili Wali Kota menyatakan Festival Milenial Marandang memang sengaja melibatkan kaum milenial, sebagai upaya menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap warisan budaya Ranah Minang.
“Dengan kegiatan ini kita harapkan para generasi muda (kaum milenial) dapat mewarisi dan melestarikan kebudayaan, salah satunya adalah membuat rendang, ” ujar Teddy ketika menutup Festival Milenial Marandang yang berlangsung 2 hari.
Teddy menambahkan festival budaya seperti ini, merupakan salah satu langkah Pemerintah Kota Padang dalam menyiapkan bonus demografi dengan tetap berpijak pada kearifan lokal.
Menurut Teddy, generasi muda selain disiapkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka juga harus mengenal dan memahami budaya bangsa sendiri, sehingga mereka memiliki pondasi yang kuat dalam berkompetisi dengan negara lainnya.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Unri menjelaskan, penyelenggaraan “Festival Milenial Marandang” intinya bukan bagaimana memasak randang yang enak, tapi yang utama adalah mereka mengenal dan mencintai budaya bangsa sendiri.
“Jangan sampai generasi muda kita tidak mengenal budaya sendiri, karena jika kita tidak bis mengelola budaya dengan baik, maka akan terjadi bencana budaya, ” ujarnya.
Jika generasi muda enggan untuk mempelajari dan melestarikan kebudayaan, maka suatu budaya akan hilang atau menjadi sejarah, bahkan bisa jadi akan diklaim oleh negara lain sebagai warisan budaya mereka. (*)