Sumbar, - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi dengan magnitudo 5, 3 di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar) terjadi akibat adanya aktifitas subduksi lempeng Indo-Australia.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Irwan Slamet menyebutkan, hasil analisis yang dilakukan, gempa bumi yang terjadi memiliki mekanisme pergerakan naik mendatar atau dikenal dengan istilah Oblique Thrust Fault.
Baca juga:
23 Pohon Tumbang, TRC BPBD Bergerak Cepat
|
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktifitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Australia, ” ujar Irwan kepada , Minggu (12/9/2021).
Dijelaskan Irwan, gempa tersebut merupakan gempa tektonik yang terjadi di laut dengan kedalaman 57 kilometer. Gempa itu terjadi pada Minggu (12/9/2021) pukul 16.02 WIB dengan kekuatan magnitudo 5, 3.
“Episenter gempa bumi terletak di laut pada jarak 42 kilometer ke arah Barat Daya Kota Lubuk Basung, Kabupaten Agam, ” ungkapnya.
Lalu, hasil pemodelan yang dilakukan BMKG, ucap Irwan, menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Selain itu, dari pantauan BMKG juga tidak ada tanda-tanda gempa susulan.
“Hingga pukul 16.30 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (Aftershock), ” katanya.
Dampak Gempabumi
Guncangan gempa bumi, kata Irwan, dirasakan di daerah Bukittinggi, Payakumbuh, Solok Selatan, Pesisir Selatan III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran terasa seakan akan truk berlalu.
Kemudian, di Kota Padang, Padang Panjang II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu. Serta di Muko-Muko II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Meski begitu, lanjut Irwan, pihaknya belum mendapatkan laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
BMKG, kata Irwan, mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Lalu, masyarakat diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. “Lalu, pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, ” katanya.