Sumbar, - Pemuda Sumatra Barat (Sumbar) harus bisa mengambil kesempatan di tengah kencangnya arus digitalisasi agar bisa tumbuh menjadi tokoh yang berpengaruh.
“Belajarlah dari tokoh-tokoh nasional asal Ranah Minang seperti Bung Hatta, Syahrir, hingga Tan Malaka yang mampu menjadi agen of change, agen perubahan sehingga diabadikan dalam tinta emas sejarah, ” kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy saat membuka Webinar Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi (IKAFE) DPC Padang Present Magister Government Talk “Pemuda dan Sumatera Barat”, Rabu (27/10/2021).
Baca juga:
Pjs Wako Solok Ikuti Vicon Pilkada Serentak
|
Menurut Audy pemuda lah yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan karena itu pemuda pula yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengambil keuntungan dari situasi itu.
“Sekarang para taipan di Indonesia memang masih kaum tua, namun dengan perubahan-perubahan besar yang terjadi akibat pandemi mereka yang tidak bisa beradaptasi akan tergerus dan bukan tidak mungkin posisinya digantikan oleh generasi muda, ” ujarnya.
Indikasi kebangkitan pemuda itu telah mulai terlihat di berbagai sektor. Start up atau usaha rintisan yang tumbuh subur sekarang di dominasi oleh kaum muda. Bahkan di jalur politik, kaum muda juga mulai menunjukkan taringnya.
Di Sumbar saat ini, dari 19 kabupaten dan kota ada sembilan orang kepala daerah/wakil kepala daerah yang merupakan generasi muda di bawah usia 40. Ini, kata Audy, adalah bukti bahwa di Sumbar, generasi muda juga mulai mengambil peran yang lebih besar.
Namun untuk bisa mengambil kesempatan itu, generasi muda harus memiliki modal yang cukup baik modal ilmu dan pengetahuan juga modal soft skill karena menurut penelitian, kemampuan soft skill ternyata lebih berperan dari pada hard skill.
Selain itu, generasi muda juga harus dibekali kekuatan moral serta menjaga sikap kritis dengan melakukan kontrol sosial.
“Demonstrasi adalah bentuk kontrol sosial terhadap perubahan yang sedang terjadi dalam berbagai bidang. Karena itu sesungguhnya tidak boleh dikekang, ” ujarnya.
Hanya saja, Audy menilai saat ini cukup banyak pula generasi muda yang memiliki kecenderungan negatif seperti menyukai semua yang bersifat instan, mudah dan cepat. Padahal, semua hal butuh proses. Jika hal itu tidak dibenahi maka akan sulit untuk bersaing.
Selain itu karena akses informasi yang sangat mudah membuat pemuda gampang untuk berubah arah atau kurang memiliki komitmen sehingga sulit untuk berkembang dan sukses.
Pada masa pandemi Covid-19, Audy meminta pemuda juga berperan untuk menggerakkan masyarakat guna mengikuti vaksinasi dan menangkal hoaks di tengah masyarakat terutama terkait vaksin.
Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi Unand Efa Yonnedi mengatakan untuk bisa berhasil generasi muda harus memiliki bekal empat literasi yaitu literasi data, teknologi, manusia, literasi spiritual. (***)