PASAMAN - Bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dari sejumlah kalangan terus mengalir kepada para tenaga medis yang bertugas di rumah sakit hingga Puskesmas di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Para donasi merasa prihatin dengan kondisi para tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menangani virus corona (Covid-19) hingga saat ini belum ditopang APD yang lengkap.
"Kali ini, tiga pusat layanan kesehatan di Ibu kota Kabupaten, disasar sekaligus. Sebanyak 20 set baju Hazmat Alat Pelindung Diri (APD) diserahkan ke RSUD Lubuk Sikaping, Puskesmas Sundatar, serta tambahan lima APD lagi untuk Puskesmas Lubuk Sikaping, " terang salah seorang donatur, Welly Suhery tengah menjabat sebagai Anggota DPRD Pasaman, Senin (13/4/2020).
Welly Suhery mengaku sangat menyayangkan sikap tim gugus tugas setempat yang hingga saat ini tak kunjung melengkapi APD para tenaga medis setempat.
"Jujur, saya prihatin dengan kondisi yang tengah terjadi sekarang. Terutama situasi yang mesti dihadapi jajaran tenaga kesehatan. Apalagi sejak dua warga Pasaman telah dinyatakan positif Covid-19. Namun gugus tugas tak kunjung juga melengkapi APD mereka, " ungkap Welly Suhery.
Puluhan baju APD itu kata dia merupakan penyaluran bantuan kali kedua setalah dua pekan lalu juga membantu 10 set APD untuk Puskesmas Lubuk Sikaping.
"Untuk selanjutnya kami akan berupaya membantu masyarakat berupa masker, sekaligus paket sembako yang memadai. Karena wabah pandemi Covid-19 ini sangat berdampak terhadap masyarakat. Terutama warga kurang mampu, " tambahnya.
Ia mengakui, bahwa bantuannya tidaklah seberapa. Namun Dia berprinsip, yang penting berbuat saja dulu, karena sekecil apapun itu, akan sangat berarti bagi orang lain, ditengah kondisi darurat saat ini.
Direktur RSUD Lubuk Sikaping, dr Yong Marzuhaili saat menerima baju APD mengaku sangat berarti ditengah sulit mendapatkannya saat ini.
"Bagi tenaga kesehatan, APD merupakan barang yang sangat berharga, dan RSUD membutuhkan jumlah yang banyak. APD maupun masker merupakan barang sekali pakai. Setelah dipakai, akan langsung dibuang. Dan karyawan RSUD Lubuk Sikaping sekarang berjumlah 400 orang, termasuk tenaga tata usaha, " ungkap dr Yong Marzuhaili.
Kondisi memprihatinkan yang tengah dialami RSUD Lubuk Sikaping, ikut dituturkan dokter Yong. Dari nada bicaranya, dirut rumah sakit itu terlihat sangat khawatir. Prediksi ledakan Covid-19 di Pasaman, diutarakannya secara teknis dan kalkukatif.
"Kami berharap pak Welly Suhery bisa menggunakan kewenangannya mendesak pemkab Pasaman, untuk lebih kongkrit menangani Covid-19. Dan yang paling mendesak adalah soal ruang isolasi yang sama sekali tidak ada, di Pasaman. Sementara daya tampung RSAM Bukit Tinggi dan M. Djamil Padang, sangat terbatas, " jelas dr. Yong.
Di tempat terpisah, Dokter Edhi Suandi, Kepala Puskesmas Sundata mengungkapkan rasa harunya atas sumbangan APD dari anggota dewan, Welly Suhery.
"Sampai saat ini kami di puskesmas Sundatar belum memiliki satu set pun APD. Alhamdulillah Pak Welly Suheri telah berkenan membantu, " ujar dokter Edhi, didampingi staf perawat dan bidan di Puskesmas Sundatar.