KOTA SOLOK - Meski dengan status daerah sebagai sebuah kota, Solok merupakan salah satu kota penghasil beras terkenal di Provinsi Sumatera Barat. Tak tanggung-tanggung, beras bahkan menjadi icon kota kecil yang memiliki 2 kecamatan dan 13 kelurahan itu, dengan mengusung slogan Kota Beras Serambi Madinah.
Menobatkan diri sebagai sentra produksi beras, dibuktikan dengan data luas panen padi di Kota Solok mencapai 2.615, 45 Ha dengan angka produksinya sebanyak 17.915, 83 ton pada tahun 2020 (Kota Solok dalam Angka, 2021). Beras Solok pun sudah sangat terkenal di seluruh penjuru Indonesia, dari Sabang sampai Marauke. Siapa yang tidak mengenal Beras Solok, yang bahka dijadikan sebuah tembang lagu yang sampai saat ini masih popular. Lagu ini dibawakan oleh penyanyi terkenal berdarah minang Ely Kasim dengan lagunya ”Bareh Solok”.
Beras Solok merupakan beras premium yang dipakai hampir di seluruh Rumah Makan Padang yang ada di Indonesia. Beras Solok memiliki tekstur tidak pulen dan tidak lengket (terburai).
Ada beberapa jenis varietas Beras Solok yang dipakai oleh petani di Kota Solok, yaitu Caredek, Banang Pulau, PB42 dan yang paling terkenal yaitu Anak Daro. Namun akhir - akhir ini Anak Daro nampaknya mulai meredup pamornya dari padi-padi varietas baru seperti varietas Bujang Marantau. Tidak banyak lagi petani di Kota Solok yang menanam padi varietas Anak Daro ini.
Anak Daro merupakan salah satu varietas padi unggul lokal kebanggaan warga daerah setempay. Varietas ini telah dilepas sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 73/Kpts/SR.120/2/2007. Keunggulan varietas ini mampu beradaptasi dengan baik pada daerah dengan ketinggian tempat sampai 600 mdpl, tekstur nasi pera, nilai jual lebih tinggi 10-15% dari varietas unggul nasional dengan potensi hasil 6, 40 ton/ha GKG (sumbar.litbang.pertanian.go.id).
Salah satu keunggulan dari Varietas Anak Daro ini yaitu memiliki jumlah anakan yang banyak. Anakan produktifnya dapat mencapai 20-27 batang per rumpun. Padi Anak Daro pun memiliki harga GKP yang cukup tinggi dibandingkan padi-padi yang lain yang ada di Kota Solok. Harga GKPnya sama dengan harga GKP padi Varietas Cisokan. Namun, diantara beberapa keunggulannya, tak sedikit pula kelemahan dari varietas Anak Daro ini, seperti rentan terhadap penyakit blas atau “patah kuduak” serta berumur panjang yaitu 135-145 hari. Karena beberapa kekurangan inilah yang menyebabkan kurangnya minat petani untuk menanam padi varietas Anak Daro. Maka dari itu, pamor Anak Daro semakin lama semakin melemah dikarenakan banyaknya varietas-varietas unggul lokal lain yang lebih tahan penyakit dan berumur pendek.
Untuk itu, Dinas Pertanian Kota Solok saat ini tengah mengupayakan dan menggalakkan kembali bertanam padi Anak Daro pada petani Kota Solok melalui kerja sama antara Dinas Pertanian Kota Solok dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), guna memperpendek umur tanaman padi Varietas Anak Daro. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan petani di Kota Solok dapat kembali giat untuk menaman padi Anak Daro ini.
Pada tahun 2018 dahulu, Dinas Pertanian Kota Solok bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk melakukan rekayasa genetika untuk memperpendek umur tanaman padi Varietas Anak Daro. Hal ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU di antara kedua belah pihak. BATAN berupaya untuk memperpendek umur tanaman Padi Anak Daro dari 135-145 Hari menjadi 120 Hari saja. Sehingga dengan adanya kerja sama ini, kelemahan padi Anak Daro yang berumur panjang dapat teratasi dan kembali banyak ditanam oleh petani Kota Solok.
Perlakuan yang dilakukan dalam rekayasa genetika ini yaitu dengan melakukan penyinaran kepada benih padi Anak Daro dengan 200 grey dan 300 grey di Laboratorium BATAN. Selanjutnya padi yang telah ditembak radiasi terebut ditanam di lahan petani di Kota Solok. Diharapkan pada musim tanam kelima dapat dihasilkan varietas turunan Anak Daro seperti yang diimpikan.
Desa Mandiri Benih (DMB) merupakan suatu kegiatan yang dibuat untuk mendukung percepatan tanam di sektor perbenihan padi. Kota Solok sendiri memiliki tiga DMB yang aktif sampai saat ini untuk memproduksi benih padi Anak Daro, yaitu DMB Mutiara Tani di Kelurahan Tanah Garam, DMB Sembiko di Kelurahan IX Korong, dan DMB Guguk Lancing Makmur di Kelurahan Simpang Rumbio.
Masing-masing DMB ini memiliki peran untuk ketersediaan benih padi Anak Daro di Kota Solok. Benih keluaran dari DMB tentunya sudah memiliki sertifikat karena setiap padi yang akan dihasilkan selalu di cek terlebih dahulu oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih di Bukittinggi dan Dinas Pertanian Kota Solok. DMB di Kota Solok juga selalu berupaya untuk mengembangkan padi Varietas Anak Daro, sehingga padi Anak Daro ini selalu tersedia bagi petani di Kota Solok. Selain di manfaat oleh petani Kota Solok, padi Anak Daro yang dihasilkan oleh DMB didistribusikan ke luar kota. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya permintaan benih dari luar Kota Solok seperti Kabupaten Sijunjung dan Mentawai.
Sejak Tahun 2018, Beras Solok sudah memiliki Sertifikat Hak Paten Indikasi Geografis (IG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI. Ada dua varietas yang didaftarkan untuk IG Bareh Solok ini yaitu Anak Daro dan Cisokan. Varietas Anak Daro dikembangkan di Kota Solok sedangkan Varietas Cisokan di Kabupaten Solok. Sertifikat IG Bareh Solok akan sangat berguna untuk melindungi komoditi unggulan ini di pasar global, sehingga Beras Solok yang dijual di pasaran terjamin keasliannya.
Sekarang Beras Solok Varietas Anak Daro yang telah masuk kategori beras khusus di pasar mempunyai harga Rp. 15.000, - per kilogramnya. Harga ini jauh di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) beras premium. Untuk diketahui berdasar Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras, tidak diperkenankan menjual beras di atas HET. HET beras premium ada di angka Rp. 9.950 per kilogram dan harga beras super di angka Rp. 13.300 per kilogram. Diharapkan, dengan telah terdaftarnya padi Anak daro ke dalam IG Bareh Solok, akan dapat meningkatkan gairah dan minat petani di Kota Solok untuk kembali menanam padi Anak Daro di lahan sawahnya, sehingga Anak Daro kembali mendapatkan pamor/prestisenya lagi di Kota Solok. (IP/Amel)