SOLOK KOTA - Setelah sempat terhenti selama kurang lebih 8 bulan Akibat ganasnya penyebaran Covid-19, Proses Belajar Mengajar (PBM) tatap muka bagi siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Solok kembali digelar mulai hari ini, Senin, 4 Januari 2021.
Demi memastikan kelancaran dan keamanan jalannya Proses Belajar Mengajar (PBM) tatap muka pada hari pertama itu, Wakil Wali Kota Solok Reinier, ST, MM terjun langsung meninjau sekolah di daerah tersebut.
Adapun sekolah yang dikunjungi untuk ditinjau pelaksanaannya adalah SMPN 1 Kota Solok dan SD 03/05 Kelurahan Kampung Jawa.
Usai melaksanakan peninjauan ke sekolah-sekolah tersebut, Wakil Wali Kota Solok Reinier mengatakan bahwa dari hasil pantauan, PBM di Kota Solok sudah siap untuk berjalan kembali.
Namun, demi kelancaran dan keamanan jalannya PBM ini, menurut Wawako Reinier, perlu peran semua pihak.
“Komitmen dari kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik sangat penting untuk kelancaran proses pendidikan di Kota Solok di masa pandemi ini, termasuk media sebagai corong informasi dan edukasi terhadap masyarakat, ” ujar Reinier.
Dalam pelaksanaannya, para siswa juga telah siap berkomitmen untuk selalu menerapkan 3M, yakni Memakai masker, Menjaga Jarak dan rutin Mencuci Tangan, serta dengan izin orang tua dalam bentuk surat pernyataan bermatrei 6000.
Selain itu, demi mencegah terjadinya kluster baru penyebaran Covid-19 serta kenyamanan para orang tua dan wali murid untuk melepas anak-anaknya ke sekolah, tenaga pendidik yang akan mengajar terlebih dahulu harus mengantongi hasil Rapid Test “Non Reaktif Covid-19”.
Selanjutnya, untuk menghindari kerumunan, pelaksanaan PBM dilakukan dengan sistem sift (bergantian) dengan metode masing-masing sift boleh diikuti 50 persen siswa dengan menerapkan jarak aman cegah Covid.
Terkait kekhawatiran jika kembali bertambahnya kluster baru penyebaran Covid-19 atas jalannya PBM tatap muka ini, Wakil Wali Kota Solok mengaku jika dilihat dari data, tidak ada korban Covid-19 dari pelajar.
“Kita bicara data, sejauh ini yang menjadi korban rata-rata orang yang memiliki penyakit bawaan dan tidak ada pelajar. Namun demikian, kewaspadaan harus ditingkatkan dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan, ” terang Wawako Solok Reinier.
Dan andaipun ditemukan kasus baru di sekolah, ada siswa yang terkonfirmasi positif, menurut Reinier, akan dilakukan proses pengobatan dan isolasi terhadap yang terpapar tanpa menghentikan kembali proses PBM di sekolah itu.
“Dengan support dari seluruh lapisan masyarakat serta komitmen bersama, mudah-mudahan proses belajar mengajar akan berjalan aman dan lancar, ” pungkas Reinier. (Amel)