SMK Teknologi Lengayang Tingkatkan Imtaq Siswa Melalui Pesantren Ramadhan

    SMK Teknologi Lengayang Tingkatkan Imtaq Siswa Melalui Pesantren Ramadhan

    PESSEL-Bulan suci ramadhan dijadikan sebagai momen penting bagi tenaga pendidik (guru red) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswanya.

    "Selain ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), untuk menjadikan siswa agar memiliki pondasi keagamaan yang kuat, maka harus diiringi dengan pengetahuan iman dan taqwa (Imtaq). Ini juga kami lakukan melalui momen pesantren ramadhan yang datang sekali dalam satu tahun di SMK Teknologi Lengayang, " ungkap Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum, Mai Rida Tri Wati, kepada media Kamis, (22/4).

    Dia menjelaskan bahwa upaya itu harus dilakukan agar sekolah kejuruan juga mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam melakukan perannya terhadap pembangunan bangsa. Sebab sains atau Iptek tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa sains adalah buta.

    Berdasarkan hal itu, sehingga tidaklah berlebihan jika sekolah juga berupaya untuk menghasil kan para tamatan yang memiliki benteng iman dan taqwa bila tamat nanti.
     
    Hal itu juga dikatakan Rahman Darmawan, SPd I, MM, guru Pendidikan Agama Islam kepada pesisirselatan.go.id.

    Diakuinya bahwa sebenarnya sekolah kejuruan yang memiliki siswa sebanyak 450 orang siswa itu, telah menjadi pendidikan keagamaan sebagai muatan kurikulum lokal favorit.

    "Melalui momen ramadhan ini, maka kurikulum lokal favorit ini lebih dimaksimalkan lagi melalui kegiatan pesantren ramadhan. Sejak satu pekan ini, siswa diwajibkan bisa menghafal dan menyetor ayat-ayat pendek sebelum masuk ruang belajar. Mereka juga diwajibkan melakukan sholat dhuha secara berjamaah, " katanya.

    Disampaikan juga bahwa selain melakukan lomba pidato, lomba adzan, dan kuliah tujuh menit (Kultum) setiap pagi, siswa juga diajarkan cara sholat lima waktu yang benar, serta juga sholat  jenazah.  

    Dijelaskannya bahwa melalui penerapan ilmu keagamaan itu, ternyata bukan saja membuat para siswa malu untuk tidak melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim, tapi juga mampu menambah rasa tanggung jawab dan juga kedisiplinan siswa.

    "Itu memang harapan yang ingin dicapai, walau pada akhirnya diantara para tamatan dari sekolah ini ada yang mampu menjadi penceramah  agama di lingkungan tempat tinggalnya. Bagi saya ini menjadi sebuah kepuasan. Biasanya setiap bulan ramadhan siswa di sekolah ini juga melakukan kunjungan tim safari ramadhan ke beberapa masjid, sambil juga menyalurkan bantuan berupa Alquran. Karena pandemi Covid-19, sehingga kegiatan ini ditiadakan pada tahun ini, " jelasnya.

    Lebih jauh dijelaskannya bahwa kemampuan siswa SMK Teknologi Lengayang dalam melakukan ceramah agama memang tidak diragukan  lagi. Hal itu telah dibuktikan melalui berbagai lomba yang diikuti setiap tahunnya.

    Kepala Sekolah SMK Teknologi Lengayang, Yusma Juyo, SPd MM, ketika dihubungi menjelaskan bahwa dengan juga dijadikannya pendidikan keagamaan sebagai kurikulum muatan lokal, menjadi tantangan tersendiri pula bagi siswa untuk harus mengikutinya secara serius.

    "Sebab selain harus mampu membaca Alquran secara benar, para siswa juga ditantang bisa menghafal ayat-ayat pendek, berpidato, dan juga melaksanakan sholat jenazah. Sedangkan bagi yang memiliki kemampuan menonjol dalam berpidato. Ditantang pula untuk mampu berkhotbah, " katanya.

    Hal itu dilakukan agar generasi penerus bangsa yang berasal dari tamatan SMK Teknologi Lengayang benar-benar memiliki pondasi yang kuat agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya yang dapat merusak moral.

    "Penguasaan sains dan ilmu perlu dilakukan secara berimbang. Karena bila tidak seimbang, pembangunan yang komprehensif, holistik, dan berkelanjutan akan jauh dari harapan. Beranjak dari harapan itulah, sehingga pendidikan agama di sekolah ini dimasukan ke dalam kurikulum muatan lokal, dan lebih dimaksimalkan lagi pada bulan ramadhan ini melalui kegiatan pesantren ramadhan sekolah, " jelasnya.

    Dia menambahkan bahwa penanaman nilai-nilai keagamaan secara dini bagi anak didik, akan menjadi penentu pembentukan karakter mereka di masa datang.

    "Masa remaja merupakan masa keemasan bagi mereka. Makanya sebagai tenaga pendidik harus mampu membaca kondisi tersebut agar mereka tidak lepas kontrol. Karena kita tidak bisa menjamin, apakah di luar sekolah mereka dididik ilmu agama oleh orang tua mereka. Untuk menjawab kekuatiran itu, sehingga sekolah ini menjawabnya dengan kurikulum muatan lokal, dan pada bulan ramadhan melalui pesantren ramadhan pula, " timpalnya. (rel/fy)

    Pessel Sumbar
    Fernando  Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    Gubernur Sumbar Minta SMK Sesuaikan Kurikulum...

    Artikel Berikutnya

    Bupati Resmikan Masjid Al Syahbudin Batang...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nofi Candra - Leo Murphy Minta Dukungan ASN Pemko Solok di Pilkada 2024
    Follow the Winner: NC-LM Diyakini Menang Besar di Pilkada Kota Solok 2024
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan

    Ikuti Kami