Bukittinggi--Setelah selesai meninjau dan berkunjung ke lokasi SD 11, SMP 3 dan SD 13, selanjutnya kunjungan keempat Komisi II berkunjung ke SD 16 Tarok Dipo, pada Selasa (17/01)
Ketua Komisi II Edison Katik Basa menyampaikan kepada pihak sekolah SD 16 jika sebelumnya sudah ada perencanaan bantuan dana pokir beberapa tahun lalu, hanya saja dikarenakan terkendali Covid-19, baru saat ini bisa melihat dan berkunjung mengenai kondisi dari SD16 Tarok Dipo.
SDN 16 Tarok Dipo yang telah berdiri sejak tahun 70 an, merupakan gabungan SDN 21 dan SDN 30 dahulunya.
Karena sebagian besar bangunan lama, maka sudah terdapat banyak kerusakan pada fisik bangunan. Ada ruang kelas yang sudah retak dan dindingnya berbunyi ketika dipukul karena sudah berongga. Beberapa dinding kelas juga lembab dan lapuk berlumut.Atap dan plafon beberapa kelas juga mengalami kerusakan.
Halaman yang masih tanah dan cor an tipis, membuat air hujan tergenang setiap kali hujan datang. Dan ini sangat mengganggu aktivitas murid di halaman. Kegiatan pagi dan olahraga tidak bisa dilaksanakan optimal karena kondisi halaman yg banjir kalau hujan dan berdebu kalau panas.
Genangan air banyak disini termasuk gedung dinding sekolah, resikonya besar jika terjadi gempa
Ketua Komisi II Edison Katik Basa menyampaikan kepada pihak sekolah SD 16 jika sebelumnya sudah ada perencanaan bantuan dana pokir beberapa tahun lalu, hanya saja dikarenakan terkendali Covid-19, baru saat ini bisa melihat dan berkunjung mengenai kondisi dari SD 016 Tarok Dipo.
"Kita sudah periksa seluruh lokasi ini tetapi karena belum memungkinkan dulu dan situasi Covid-19 dan saat ini sudah datang bersama dan dengan semangat yang besar persoalan 2 yang dialami, dan kita coba memperjuangkan, kepada pihak sekolah jangan merasa bosan untuk memberitahukan kepada kami jika ada permasalahan di sekolah ini, " ujar Edison.
Ketua Komisi II Edison Katik Basa berharap agar pihak sekolah bisa membuatkan perencanaan di 2023 dan untuk realisasinya ada di 2024.
Sementara itu Kepala Sekolah yang diwakili Waķil Kepsek Yosnita Yohanis mengatakan, pihak sekolah ingin memiliki harapan baru agar sekolah ada perubahan baru, suasana yang nyaman.
"Terima kasih kepada Komisi II beserta staff serta Dinas PU dan PUPR yang telah sudi datang ke SD 016 ini, mudah mudahan terwujud, " harapnya.
Pada Kesempatan itu, Dinas PU yang diwakili Fauzan mengatakan bahwa untuk mengatasi masalah pembuangan air harus pakai alat buat semacam sumur resapan di lahan sekolah sama dengan di SD Paramitha karena tempat pembuangan air tidak ada.(Linda).