BUKITTINGGI - Terkait pemberitaan yang di buat beberapa media, Kepala Sekolah SMA Pembangunan (SMAP) Bukittinggi memberikan klarifikasi kepada wartawan bahwa bahasa yang dituliskan kepada salah seorang siswa nya yang menjadi pelaku penganiayaan , adalah terlalu berlebihan, katanya.
Kepala Sekolah SMAP Bukittinggi Sumatera Barat, Edi Mulyono menjelaskan bahasa yang ada ditulisan itu terlalu berlebihan.
"Anak ini dipukul, dipijak-pijak, dan akhirnya korban tak berdaya lalu masyarakat yang menyaksikan disana membawa korban ke rumah sakit terdekat, pemberitaan itu salah, " ujarnya.
"Mereka bertemu dengan mengikat janji melalui WhatsApp dan saat bertemu dijalan belakang Balok tepatnya didepan rumah dinas Walikota , korban langsung dipukul dengan helm dan dipukul beberapa kali tubuh korban, dan saat terjatuh korban langsung dibawa oleh pelaku sendiri ke rumah sakit Yarsi, " jelasnya.
Informasi bahwa pelaku menginjak-injak korban itu tidak benar, berdasarkan informasi dari kepolisian pelaku hanya memukul korban dengan helm beberapa kali dan tidak ada kata menginjak-injak, papar Edi.
Bahasa yang mengatakan duel maut ini adalah mereka yang sudah membuat perjanjian untuk saling bertemu, dan ketika pertengkaran itu terjadi si pelaku membawa korban langsung dengan motornya menuju rumah sakit Yarsi.
"Saya ingin meluruskan juga pemberitaan yang disampaikan dalam beberapa media dan berita ini sudah disampaikan dari Polres, sebagai Kepala Sekolah saya siap memberikan informasi yang sebenar - benarnya terkait masalah yang dihadapi anak didik saya, walaupun saat ini dalam suasana diliburkan, tetapi saya selaku Kepala Sekolah akan tetap memberikan informasi yang sebenar benarnya, " sambung Mulyono.
Terkait dalam pemberitaan kemarin di beberapa media bahwa duel maut antara dua orang pelajar dari sekolah yang berbeda, terlibat perkelahian yang mengakibatkan salah seorang pelajar meninggal dunia. Korban adalah seorang pelajar dari sekolah MAN 1 Gulai Bancah Bukittinggi , kelas 11, dan pelaku adalah seorang siswa SMAP kelas 10, hanya gara gara memperebutkan wanitanya (pacarnya) sehingga terjadilah perkelahian yang mengakibatkan pelajar tersebut (Fitho) 17.(Linda Sari Yusuf)