Kopi Pilkada 2020: Urang Nan Ka Jadi Bupati, Manga Pulo Awak Nan Bacaban, Labiah Bodoh dari Caciang

    Kopi Pilkada 2020: Urang Nan Ka Jadi Bupati, Manga Pulo Awak Nan Bacaban, Labiah Bodoh dari Caciang
    Joni Ikwal

    CIPONDOH - Kopi Pilkada lebih panas dari Kopi Malam di Warung Ma Ijah. Gimana tidak, banyak "Caruik Pungkang" caci maki, bahkan fitnah bermunculan di status facebook.

    Sabana hebo, macam dia pula yang bakal jadi Bupati, sementara calon Bupati dan calon Wakil Bupati pun belum tentu kenal dia.

    Kalau pun kenal itu pun bukan berarti dia dianggap penting oleh calon yang dia unggulkan. Emangnya dia siapa? Investor, atau Sponsor calon Bupati dan wakil Bupati?

    Beli rokok saja susah, beli paket internet pun minta kiri kanan. Lagaknya macam orang penting saja, calon dia gak boleh dikritik, kalau dikritik langsung dia membully orang tersebut, dan bahkan gak segan-segan mengeluarkan jurus fitnah.

    "Ada cukong di belakang paslon Anu, Ado cino di belakang paslon Anu, " dengan percaya dirinya buat status di group facebook.

    Nanti dilaporkan pihak pendukung sebelah dengan UU ITE baru tahu rasa, dan langsung loyo kayak ayam sayur.

    Kopi malam ini terasa nikmat sekali, karena ditemani oleh status-status lucu dan menggelikan dari para pasangan calon.

    Lucunya bukan karena emang bisa menghibur, tapi melihat tingkah laku para pendukung ini yang banyak di luar nalar, bahkan bisa menjatuhkan paslon yang dia dukung sendiri.

    "Kelihatan Gobloknya, ya mas jon, pendukung calon bupati ini ya, " ujar temanku yang orang Jawa saat aku kasih lihat status salah satu pendukung calon bupati di Pessel.

    Dia ajak seluruh orang se kecamatan dia untuk mendukung calon Bupati yang kebetulan satu kecamatan dengan dia.

    Ini orang guoblok, gak apa apa ya sedikit menggunakan kata Guoblok biar para pembaca tulisan ini lebih bisa merasakan, segoblok-gobloknya manusia yang mempromosikan calon Bupatinya dengan membawa-bawa kecamatan dia.

    Ini orang guoblok gak tahu kalau orang yang beda kecamatan dari calon bupatinya yang tadinya mau pilih calon dia jadi berbalik arah untuk pilih calon bupati lain, karena menganggap calon itu bukan dari kecamatannya, jadi gak perlu memilih calon bupati itu, itu calon bupati baru kelas kecamatan, jadi gak perlu dipilih.

    Kopi panas diteguk lagi sambil memperhatikan nomor hp yang krank krink kronk sehubungan dengan tulisanku yang kemaren mungkin ada yang tersentil atau mengamini kalau kelakuan calonnya emang begitu, banyak pencitraan tapi suka lupa daratan. ... Bersambung!

    Ngopi dulu ya teman - teman.

    Banten, 12-09-2020

    Joni Ikwal

    Pessel Sumbar
    Updates

    Updates

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Artikel Berikutnya

    Anggota DPRD Pasaman Beri Bantuan APD ke...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Bantu Korban Bencana Alam, Ketua PN Batusangkar Liena, S.H., M.Hum Dirikan  Dapur Umum
    Tim Kupu-Kupu Jatanras Sat Reskrim Polres Agam Kembali Ungkap Kasus Pencurian
    Team Spider Satresnarkoba Polres Solok Tangkap Seorang Bandar Sabu
    Cubadak, Nagari Madani Nan Penuh Pesona Wisata
    Rasyidin Kabur, Saat Klarifikasi Tuduhan Penyelewengan Dana  Komite Oleh Kepala  Sekolah Tidak Terbukti

    Ikuti Kami