Fernando  Yudistira
Fernando Yudistira
  • Dec 25, 2020
  • 345

Harga Material Tidak Sesuai Harga Pasar, Penerima Bantuan Perumahan Kemenkeu di Pesisir Selatan Kecewa

PESSEL-Masyarakat penerima bantuan perumahan dari DAK Cadangan Perumahan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengaku kecewa karena harga material lebih mahal dibanding harga pasaran.

"Selisih harga bervariasi mulai dari Rp600 sampai Rp15 ribu per item barang, " kata salah seorang penerima bantuan, Alwi (50) di Kecamatan Sutera, Kamis.

Ia menjelaskan harga batako per pcs di pasaran hanya Rp2.200, namun di RAB ditetapkan Rp2.800, memang selisih harga hanya Rp600 namun kebutuhan per unit rumah lebih dari 1.800 pcs.

Selanjutnya harga besi beton ukuran 10 mm di RAB ditetapkan Rp75 ribu per batangnya sementara di pasarannya hanya Rp65 ribu, dan besi beton ukuran 8 mm di RAB ditetapkan Rp60 ribu per batangnya sementara di pasarannya hanya Rp45 ribu.

Sementara itu, penerima bantuan lainnya, Asril (60), juga mengaku kecewa dengan bantuan yang diterimanya, dan ia menduga terjadi praktik "kotor" dalam penyalurannya.

"Sebagai rakyat biasa kami bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah atas bantuan ini, namun kami kecewa dengan alur penyalurannya yang berbelit, " ungkapnya.

Bahkan, kata dia, RAB yang disiapkan oleh tenaga fasilitator lapangan sempat diubah, padahal RAB pertama sudah diserahkan ke penerima bantuan.

"Di RAB pertama harga material jauh lebih murah jika dibanding RAB kedua, meski jika dibanding harga pasar masih juga lebih mahal, kami sebagai penerima bantuan beberapa kali menanyakan hal ini ke tenaga fasilitator namun jawabannya tidak memuaskan, " ungkapnya.

Di RAB pertama harga per pcs batako hanya Rp2.500, besi beton ukuran 10 mm per batang Rp65 ribu, besi beton ukuran 8 mm per batang hanya Rp43 ribu.

Sementara itu, Kepala Bidang Perumahan, Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Pesisir Selatan, Vionna Mirzal, menyebut dalam pelaksanaan proyek, kegiatan telah didampingi tenaga fasilitator untuk memastikan ketepatan program.

Di lapangan tenaga fasilitator membentuk kelompok penerima manfaat guna mendukung pelaksanaan proyek, seperti menentukan toko pembelian material hingga survei harga dan lain sebagainya.

"Saya rasa semua sudah sesuai ketentuan, " ungkapnya.

Tahun ini, lanjutnya, di daerah setempat dibangun 1.313 rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, dan anggarannya bersumber dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan DAK Cadangan Perumahan di Kementerian Keuangan.

Khusus anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ditujukan untuk membangun 1.145 unit rumah, sementara anggaran dari Kementerian Keuangan membangun 168 rumah. (Adi Kampai)

Bagikan :

Berita terkait

MENU