TANAH DATAR - Paninjauan jadi sebutan, tanah sekeping sorga terdampar ke bumi saking indah rona alamnya dan memikat pesona adatnya. Karenanya berkunjung ke nagari sorga ini, tidak saja menarik karena view alamnya yang indah, juga adatnya yang mempesona dalam subkultur Minangkabau Pabasko (Padang Panjang Sepuluh Koto) di Sumatera Barat.
Pagi hingga siang ini senen, 28 Juni 2021 semarak alam, rami anak nagari Paninjauan Baralek Gadang (Pesta Besar) dalam kawalan Prokes Covid-19. Alek ini melewakan gala sang sako adat Paninjauan, di gedung pertemuan Paninjauan dengan inti alek, penganugerahan gelar sang sako adat kepada Irjen Pol Toni Harmanto Kapolda Sumbar dengan gelar sang sako itu Tuanku Rajo Sinaro Basa, dan kepada istrinya Yesika gelar sang sako Rangkayo Siti Aminah.
Nagari Paninjauan orbitasinya berada pada ketinggian: 958 meter APL, dalam Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Penduduknya berjumlah 8.198 jiwa tahun 2017 menyebar dalam 4 Jorong (Balai Satu, Hilian Balai, Tabu Baraie dan Tigo Suku) yang luas keseluruhan wilayah nagari 15.19 km persegi. Jarak 3 km dari ibu kota kecamatan atau 25 km Batusangkar ibu Kabupaten Tanah Datar.
Keindahan pesona alam dan keelokan adatnya Paninjauan, membuktikan kepiawaian nenek moyang mereka datang dari negeri yang indah dan jitu memilih kawasan untuk dijadikan nagari tempat bermukim. Nagari yang indah tempat asal usul mereka dimaksud adalah nagari Pariangan, nagari adat pertama di Minangkabau dan terakhir disebut versi media pariwisata Travel Budget New York, Amerika sebagai kawasan wisata desa terindah di dunia. Travel Budget ini membandingkan, Pariangan nagari asal usul Paninjauan itu, keindahannya sebagai DTW (Daerah Tujuan Wisata) bisa bersaing dengan desa Wengen di Swis dan desa Eze di Prancis.
Pesona Adat Paninjauan
Sejak tiga hari ini Nagari Paninjauan sontak menjadi rami dikunjungi, pesona adatnya menarik pengunjung. Pasalnya nagari ini sedang menggelar Alek Gadang Rang Minang. Dua alek gadang (pesta besar) sekaligus digelar, sebut Wali Nagari IC Datuak Batuan nan Kuniang. Pertama alek melewakan lima penghulu memakai gelar pusako kaumnya besok selasa 29 Juni 2021 dan kedua, alek melewakan gelar sang sako kaum limbago suku, yang biasanya dapat dianugerahkan kepada tokoh dan pemimpin yang dihormati, 28 Juni 2021. Gelar sang sako yang dianugerahkan itu adalah gelar “Tuanku Rajo Sinaro Basa”, diberikan kepada Irjen Pol Drs. Toni Harmanto, MH Kapolda Sumatera Barat. Sekaligus gelar sang sako “Rangkayo Siti Aminah” dianugerahkan kepada Yesika (istri) Toni Harmanto.
Alek disaru (diundang) Wali Nagari Paninjauan IC Datuak Batuah Nan Kuniang dan Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjauan Drs. H.Gustiar Jamal Datuak Sinaro Panjang, M.Pd. Hadir diundang Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah Datuk Marajo turut memberi sambutan. Juga dihadiri Bupati Tanah Datar Eka Putra turut memberi sambutan.
Prosesi adat mempesona dipertunjukan dalam pelewaan penganugerahan gelar adat Paninjauan itu oleh ketua KAN mewakili urang nan-80. Dimulai pagi, menjemput Irjen Pol Toni Harmanto dan istri yang preseance VIP-nya di rumah tokoh Paninjauan di Padang Panjang ialah Engku H. Arnis Saleh Datuak Malano Basa Nan Jabang, dengan carano dipimpin oleh Ketua Pasukuan-4 Datuak Sidubalang. Dalam prosesi penyemputan tokoh yang akan dianugerahi gelar sang sako adat Paninjauan itu dilakukan pasambahan yang intinya menjemput dan memasangkan baju kebesaran adat gelar sang sako yang dianugerahi, kepada Irjen Pol Toni Harmanto gelar Tuanku Rajo Sinaro Basa dan kepada istrinya Yesika gelar Rangkayo Siti Aminah. Prosesi itu dipimpin Engku Datuak Sidubalang sebagai penjemput tadi dan Ninik Mamak dari Nagari Gunuang sebagai Sipangka Yurnalisman Syam Datuak Simarajo.
Selesai penjemputan dan pemasangan baju kebesaran gelar sang sako adat Paninjauan, Irjen Pol Toni Harmanto Tuanku Rajo Sinaro Basa dan istri Yesika Rangkayo Siti Aminah diarak dalam prosesi adat ke arena alek gadang rang Minang Paninjauan di tempat seumpama Rumah Gadang di depan Kantor Wali Nagari dan Kantor KAN, disambut dengan seni Tari Gelombang diiringi Gendang Tasa bertalu-talu. Hadir di arena Ketua KAN, Wali Nagari, Camat serta Forkopimca, Bupati serta Forkopimda dan Gubernur Sumatera Barat serta beberapa Forkopimda Sumatera Barat, Urang nan Salapan Puluah (Orang nan-80, Penghulu-penghulu beserta ninik mamak di Nagari Paninjauan), LKAAM, Bundo Kanduang Sumbar, Ketua-ketua KAN Pabasko dan undangan lainnya. Prosesi dikawal ketat Prokes Covid-19.
Ketua KAN Paninjauan Gustiar Jamal Datuak Sinaro Panjang, mejelaskan gelar adat yang dianugerahi kepada beliau Toni Harmanto Tuanku Rajo Sinaro Basa dan istri Yesika Rangkayo Siti Aminah, adalah gelar kehormatan masyarakat hukum adat Paninjauan, atas kebesaran dan perhatiannya sebagai Kapolda Sumatera Barat kepada masyarakat adat. Wakil Bupati Richi Aprian, menyampaikan harapan masyarakat, semoga gelar adat ini senantiasa mengharumkan nama Sumatera Barat.
Dalam kesempatan alek ini, Irjen Pol Toni Harmanto Tuanku Rajo Sinaro Basa, berterima kasih kepada orang Minang dari Paninjauan, atas pemberian gelar sang sako adat diawali penjemputan dan penyuguhan sirih carano, yang dalam adat leluhur sirih ini kalau dikunyah dan ditelan semua punya khasiat awet muda, kelakarnya disambut kikikan hadirin. Ia juga menyatakan rasa salut kepada orang Minang dalam memelihara adat budayanya. Pemberian gelar adat ini disebutnya tersirat filosofi kecerdasan adat pelayanan yang diposisikan pemberi keadilan.
Rangkaian pelewaan gelar sang sako itu diakhiri sebelum masuk waktu zuhur, menandai pelaksanaan filosofi adat Minangkabau ABS-SBK (Adat Basandi Syara’ - Syara’ Basandi Kitabullah) dan SM-AM (Syara’ Mangato Adat Mamakai) dan ATJG (Alam Takambang Jadi Guru).
Keindahan warisan budaya benda dan tak benda (tangible and intangible) yang diwarisi nagari Paninjauan juga mengagumkan, menunjukkan betapa orang dahulu mempunyai sistem budaya yang luar biasa. Pasti ada tersimpan kepiawaian nagari ini, untuk membangun masyarakat budaya kedepan dan melahirkan orang-orang besar.
Ternyata dari Paninjauan ini banyak lahir orang-orang sukse dalam dunia entrepreneur aspek dagang atau swasta, pemerintah, politisi dan sosial budaya lainnya. Sektor swasta disebut Haji Arnis Saleh (lahir 7 Agustus 1949) ialah Saudagar Emas Minangkabau yang tidak saja dikenal ditingkat nasional, juga dikenal dalam jaringan perdagangan emas dunia internasional. Hasril Chaniago menulis buku tokoh ini: H.Arnis Saleh Saudagar Emas Minangkabau, diluncurkan di Gedung Tari Ladang Nan Jombang Padang, 2 Juni 2021 seiiring sejalan dengan pelewaan Pusat Kebudayaan Minangkabau oleh Gubernur Mahyeldi Datuak Marajo dihadiri Kapolda Irjen Pol Toni Harmanto, mendapat perhatian di berbagai kalangan yang tidak saja di kalangan pedagang emas, bahkan di kalangan seluruh sektor dagang, politisi dan sosial budaya lainnya. Kehadiran H.Arnis Saleh ini seperti menambah nama besar Paninjauan, dari ekonomi sektor pertanian, juga menjadi sentra melahirkan tokoh pedagang emas setelah disebut sentra pedagang emas itu dari Guguk Agam.
Rona Alam Paninjauan, Kepingan Sorga
Nagari Paninjauan, alam bagaikan kepingan sorga yang dipindahkan ke bumi di lereng Gunung Merapi itu, geografinya pada posisi strategis sesuai namanya “Paninjauan” (sebuah tempat lapangan dapat meninjau, memandang dan mengintai musuh kaum penjajah dulu datang dari Solok untuk dicegat memasuki nagari dari pintu masuk Kota Padang Panjang). Batasnya, di utara Gunung Merapi, di selatan Kota Padang Panjang, di timur Nagari Andaleh dan di barat Nagari Panyalaian, Tanah Datar.
Karena topografinya yang miring justru berada di lereng Gunung Merapi, tanahnya subur, memanjakan masyarakat taninya, sebut Arnis Saleh tokoh masyarakat. Ekonomi pertanian merupakan mata pencaharian utama mereka, dengan tanaman dominan palawija menjadi daerah penghasil utama untuk kebutuhan Sumatera Barat dan Riau, didistribusi pada pasarnya sejak dahulu.
Kawasan pertanian dengan tanaman menghijau memberi suasana gembira bagi petani, menambah keindahan alam di lereng Merapi itu. Tegak di puncak bukit betapa rona alam sangat indah di ufuk pandangan Danau Singkarak dan Kota Padang Panjang. Demikian menggoda rona view alam dilihat dari celah antara Bukit Tui dengan Gunung Tandikek, sayup-sayup nampak laut di kawasan pantai Tiku Agam dan pantai Pariaman. Fenomena alam yang strategis sebagai tempat meninjau itu, akhirnya menjadi sebutan dan menjadi nomenklatur nagari dalam monografi Paninjauan.
Karena rona view alam pada ketinggian yang indah ditambah kehijauan tanaman palawija bagai gambar dalam peta, menarik kawasan ini sebagai berpotensi menjadi DTW Agroturism (wisata pertanian) di samping DTW Wisata. Proyeksi Nagari Paninjauan menjadi Agrowisata ini, Ketua KAN Gustiar Jamal Datuak Sinaro Panjang menyebut sudah pernah mengusulkannya. Sungguhpun demikian secara otomatis, nagari ini sudah merupakan agro wisata, karena alamnya indah dan moderisasi pertanian palawijanya cukup mendukung.( Yulizal Yunus)