Limapuluh Kota, - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mengunjungi sebuah gudang gambir di Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Limapuluh Kota. Dia menilai perlu adanya peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani gambir.
“Salah satu upaya agar harga gambir bisa menguntungkan petani adalah dengan menjaga standar kualitas produk. Karena itu perlu ada upaya untuk meningkatkan SDM petani, ” ungkapnya di gudang gambir Koperasi Syariah, Gambir Anam Koto Jorong Sopang Nagari Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu(10/10/2021).
Menurutnya berdasarkan informasi yang didapat, banyak petani gambir yang menjual produk tanpa mengindahkan kualitas. Bahkan ada produk yang dicampur, namun tetap ada pembeli.
Persoalannya, gambir dengan kualitas tidak terjaga itu harganya amat rendah sehingga petani sesungguhnya dirugikan. Lebih parahnya, gambir yang dicampur itu ikut mempengaruhi harga gambir yang telah menjaga kualitas.
“Kalau kondisi ini dibiarkan terus, maka petani gambir tidak akan pernah sejahtera, ” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan intervensi dengan langkah-langkah yang sesuai aturan untuk memberikan pemahaman pada petani agar mau menjaga kualitas.
“Petani juga harus kompak. Jangan mau diiming-imingi bahwa gambir bercampur akan tetap ada pembeli, ” katanya.
Mahyeldi mengatakan Pemprov Sumbar tengah mengkaji kemungkinan untuk mencarikan solusi agar harga gambir bisa menguntungkan petani.
“Produksi gambir dunia itu 80 persen dari Indonesia dan daerah yang paling banyak menghasilkan gambir di Indonesia itu adalah Sumbar. Ironis jika petani gambir Sumbar tetap berada pada garis kemiskinan, ” ujarnya.
Sementara itu Ketua Koperasi Sumbar Madani, Jamalus mengatakan pihaknya sudah menetapkan standar kualitas dalam mengambil gambir dari anggota. Namun memang masih banyak petani yang berprinsip asal ada pembeli, tidak perlu memperhitungkan soal kualitas gambir.
“Kami berharap ada dukungan dari pemerintah agar standarisasi kualitas gambir bisa terlaksana sehingga harga bisa terjaga, ” pungkasnya.(lia)