Kisah Derry Sulaiman, Anak Saniangbaka yang Berontak Karena Kepergian Sang Ibu hingga Hijrah Jadi Ustadz

    Kisah Derry Sulaiman, Anak Saniangbaka yang Berontak Karena Kepergian Sang Ibu hingga Hijrah Jadi Ustadz

    PADANG, - Sejak memutuskan hijrah dan menjadi seorang pendakwah, seorang Derry Sulaiman tak lagi dikenal sebagai seorang pemusik. Kini dia lebih dikenal masyarakat sebagai seorang ustadz yang aktif berdakwah dari daerah ke daerah di penjuru Indonesia.

    Tapi tahukah anda, khususnya masyarakat Minang, ternyata Derry yang kini lebih top dikenal sebagai seorang pendakwah ini merupakan seorang anak yang berasal dari Minangkabau. Pria bernama asli Deri Guswan Pramona ini lahir di Saniangbaka, Sumatera Barat, pada 1 Agustus 1978.

    “Saya asli Solok, Saniangbaka Solok, ” ujar Derry sata diwawancarai dalam sebuah podcast Youtube, dipantau Wartawan di kanal Youtube Dayu Koto, Minggu (6/3/2022).

    Kepada sang host Derry menjelaskan, “Ambo lahia di Saniangbaka (Kecamatan V Kota Singkarak, Kabupaten Solok). Sekolah tsanawiyah di Padang Panjang dan SMA (SMTI) di Padang.”

    Awalnya, dia menerangkan, kedekatan dengan agama memang sudah tertanam sejak kecil, karena sang ayah merupakan lulusan IAIN (kini, UNiversitas Islam Negeri) Fakultas Dakwah. Derry kecil memang dilatih menimba ilmu agama mulai dari MDA, agar kelak sang anak bisa menjadi Dai atau ulama.

    Soal kecintaannya kepada musik hingga mengantarkannya menjadi seorang musisi, hal ini bermula saat kelas II tsanawiyah, dia dan teman-temanya kerap mengikuti festival-festival band yang saat itu digelar di Sumbar.

    Namun kata dia, saat kelas III tsanawiyah, tepatnya ketika menghadapi ujian Ebtanas (sekarang UN) Derry mendapatkan ujian berat dengan kepergian sang ibu karena mengalami kecelakaan lalu lintas bersama sang ayah.

    Kejadian ini pun menjadi cobaan berat dan membuatnya stres, karena selama hidup dia sangat menjadi anak manja kesayangan sang ibu.

    “Kehilangan ibu itu berat. Hal ini yang membuat saya memberontak dengan keadaan, ” jelas Derry mengenang.

    Sebelumnya, saat belajar di Padang, Derry bergaul dengan para anak-anak band metal. Saat sang ibu pergi, dia merasa bergabung dan bergaul dengan anak-anak metal menjadi sebuah pelarian untuk menghilangkan masalahnya.

    “Dengan berteriak, dengan distorsi hilanglah luka itu rasanya, ” ungkap Derry.

    Menurut dia saat itu, musik metal adalah musik yang menjadikan dia ceria lagi dan bersemangat. Saat 3 tahun mengarungi musik metal di Kota Padang, Derry membuat band pertamanya yang diberi nama ‘Liang Lahat’.

    Hingga tamat SMA, Derry yang dianjurkan kuliah oleh sang ayah, tak menyetujui hal tersebut karena bukan hobinya, yang sedari dulu bermain musik dan melukis.

    Sang ayah pun tak mau memaksakan kehendaknya dan memberikan pilihan sepenuhnya kepada Derry. Dia pun bertekad untuk pergi merantau ke Jakarta untuk menjadi seorang anak band.

    Untuk berangkat ke Jakarta, dia hanya bermodalkan tumpangan dari sopir kendaraan bermuatan bawang dan cabe yang mengantarkan pesanan ke Jakarta.

    “Waktu itu saya turun di jalan tol dan langsung menuju alamat salah satu anak metal yang saya kenal, ” jelas dia.

    Berjuang hidup di Jakarta pada tahun 1996 Derry kerap berpindah-pindah tempat tinggal alias nomaden.

    “Mungkin di seluruh rumah teman saya anak metal, saya pernah tidur di sana, ” ujar dia. (**) 

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    Ceramah di Masjid Raya Sumbar, Ustadz Derry...

    Artikel Berikutnya

    Pemko Solok Gelar Forum Konsultasi Publik...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jalan - Jalan ke Kampuang Malayu Limo Koto Banjol
    Polri Siap Amankan Welcoming Dinner Delegasi World Water Forum ke-10 Di GWK
    Tim SSDM Polri Gelar Kegiatan Trauma Healing Berupa Kegiatan Yasinan bagi Korban Terdampak Banjir Lahar Dingin Marapi
    Banyak Kalangan Berharap Kasus Karen Diputus Hakim Berdasarkan Keadilan dan Ketuhanan yang Maha Esa
    Bantu Korban Bencana Alam, Ketua PN Batusangkar Liena, S.H., M.Hum Dirikan  Dapur Umum

    Ikuti Kami