PADANG - Ada yang tidak dipahami sebagian kecil orang dalam memilih seorang gubernur. Seringkali orang cuma terperdaya dengan kekuatan uang, beras dan bentuk pemberian lainnya.
Seolah olah, memilih gubernur itu identix dengan pemberian pemberian seperti itu. Siapa yang paling banyak memberi, maka dialah calon gubernur pemenang.
Dan betapa hebatnya, seorang calon disebutkan mencapai hasil pilihan sangat maksimal pada saat dilakukan survey, dengan tanda kutip, sang calon rajin menggelontorkan beras.
Okelah sekarang saya ingin menyampaikan alasan mengapa saya lebih memilih Fakhrizal dan Genius Umar sebagai cagub dan cawagub.
Alasan pertama, Irjen Pol Fakhrizal punya visi tegas dalam membangun Sumatra Barat, bukan hanya sekedar menjadi gubernur biasa.
Dari banyak pembicaraan, Fakhrizal menyebut ada perubahan peranan Sumbar sebagai propinsi teladan sejak beberapa puluh tahun terakhir dan hingga saat ini menyimpan banyak masalah.
Dan atas banyak permasalahan itu dia ingin menyelesaikan. Tetapi dalam hal ini dia juga tidak ngotot, namun menyerahkan kepada rakyat Sumbar. Jika rakyat Sumbar percaya dan yakin atas niat baiknya menyelesaikan permasalahan Sumbar, silahkan pilih dirinya dan Genius Umar. Jika tidak, silahkan pilih calon yang lebih baik dan dipercaya.
Kalimat seperti ini berkali - kali disampaikan Fakhrizal di depan calon pemilihnya, termasuk kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda, saat datang ke rumahnya di Siteba.
Kepada saya pribadi, Fakhrizal juga pernah berkata. "We, kita cari pemilih yang sehati dengan kita saja. Sebab yang sehati itu yang benar benar akan memilih kita, ".
Saya yang sudah banyak bergaul dengan calon kepala daerah, baru kali ini saya mendengar perkataan seperti diucapkan Fakhrizal. Sebagian orang mungkin mengatakan sikap Fakhrizal itu sebagai tidak paham politik, tetapi saya justru bilang bahwa Fakhrizal sangat paham politik. Sebab dalam politik pilkada, kita tidak mengambil pemilih 100 persen.
Namun dalam kenyataan yang sebenarnya dalam banyak pileg dan pilkada, faktor uang memang sangat dominan, tetapi juga bukan segala galanya. Apalagi untuk Pilkada Sumbar yang notabene menjadi acuan dalam pilkada gubernur se Indonesia.
Pribadi tak Bermasalah
Selain visi jelas dan tegasnya menjadi cagub Sumbar yang bisa dilihat dari 19 program perioritasnya yang keseluruhan menjawab kondisi pandemi Covid 19, pribadi Fakhrizal juga tidak ada masalah dan patut dipermasalahkan saat dia menjadi gubernur.
Fakhrizal tidak pernah terlibat isu perempuan, korupsi, dan tindak pidana lain. Sebagai pensiunan jenderal polisi, Fakhrizal malah dikenal sebagai 'polisi garis lurus', bahkan berani menegakan kebenaran, baik bagi staf maupun bagi masyarakat.
Dari banyak cerita selama dirinya menjabat polisi, hampir sebagian besar adalah cerita baik saja dari seorang Fakhrizal. Cerita buruk dari seorang Fakhrizal, adalah karena terlalu bersikap baik saja. Padahal kesempatan untuk dirinya bermain sangat terbuka.
Banyak yang mengatakan jika Fakhrizal pandai bermain saat jadi kapolda dua kali, di Kalteng dan Sumbar, pasti pada saat maju jadi cagub Sumbar, bisa juga buang buang uang ke masyarakat dan bisa pula sewa perusahaan survey dan terangkat populeritas dan elektibilitasnya.
Tentang ini Fakhrizal juga pernah berkata. "Untuk apa sesuatu yang sebenarnya tidak menjadi hal yang sebenarnya tentang diri kita. Lebih baik kita tampilkan apa adanya saja."
"Toh masyarakat akan bisa menilai sendiri siapa dari calon yang paling layak jadi gubernur. Sebab ilmu masyarakat dalam memilih jauh lebih maju. Memang faktor lain juga menentukan, tetapi soal siapa yang layak jadi gubernur, rakyat jauh lebih tau We, " begitu keyakinan diri Fakhrizal.
Nah, inilah alasan saya memilih Fakhrizal. Selain juga dia adalah sumando orang Pariaman dan Genius anak Pariaman.
Tetapi bukan itu saja, dari sisi karir dan wawasan, Fakhrizal dan Genius layak jadi gubernur. Kalau jadi gubernur Sumbar juga tidak malu maluin rakyatnya sendiri, bahkan bisa memberikan kebanggaan bagi daerah.
Itu alasan saya memilih Fakhrizal dan Genius Umar
Dan harus saya katakan, saya banyak lelah mendukung keduanya. Tapi hati kecil saya mengatakan, keduanyalah yang bisa membuat Sumbar esok jauh lebih cantik.
(Awaluddin Awe, pribadi)